Metropolis On Air!

Radio RAKA FM (Bandung, 98.8 MHz)
Jum'at, 1 Mei 2009
pkl 17.00

Radio VHR (online, vhrmedia.com)
Senin, 4 Mei 2009
pkl. 13.00 - 14.00
bersama Lita dan Jimmy

PRO 2 FM (Jakarta, 105 MHz)
Minggu, 10 Mei 2009
pkl 16.45

SKY Radio (Bandung, 90.5 MHz)
Selasa, 12 Mei 2009
pkl 19.00 - 21.00

DFM Radio (Jakarta, 103.4 MHz)
Minggu, 24 Mei 2009
pkl 15.00 - 16.00
bersama Ari Wijaya

"Demi ayahku yang sudah mati...."


Metropolis bukan karya yang bisa ditulis begitu saja ketika seorang penulis pemula seperti saya menemukan ide cerita tentang perang antargeng pengedar narkotika. Dibutuhkan sedikit kerja keras untuk mewujudkan ide tersebut menjadi sebuah novel yang baik. Diperlukan usaha lebih untuk mengumpulkan materi-materi seputar bisnis gelap, organisasi kejahatan, kepolisian, forensik, dan banyak lagi lainnya, termasuk Chronic Myelogenous Leukimia. Dan dipentingkan ketelitian saat menyusun plot yang mengandung konflik berlapis serta menampilkan banyak karakter yang terhubung satu sama lain dalam jejaring yang rumit. Jadi, untuk diketahui oleh kalangan terbatas saja, saya senang menghasilkan novel ini.

Pada awalnya novel ini tertuang tanpa embel-embel ambisi. Ketika menuliskan bab pertama, dan mempublikasikannya di situs kemudian.com, saya tidak punya tujuan selain ingin memuaskan diri sendiri dengan sebuah kisah anti protagonis -yang nota bene jarang saya temui di luaran. Bahkan saya tidak pernah menampilkan lebih banyak dari lima bab di situs tersebut. Tepat ketika bab keenam hendak ditulis, saya mengalami krisis kepenulisan -yang datang terlalu dini- dan memutuskan untuk rehat.

Setelah rehat selama dua bulan, bukannya meneruskan novel ini, saya malah sibuk menulis sekitar tiga puluh cerpen dalam dua bulan berikutnya -dalam rangka berguru kepada salah seorang cerpenis Yogya. Yang kemudian menyebabkan saya kembali menulis Metropolis adalah pekerjaan rumah dari sepasang penipu Yusi Avianto Pareanom dan AS Laksana, guru saya di Bengkel Penulisan Novel DKJ. Sebagai balasan mendapat pelajaran gratis, saya dan tiga belas murid yang lain wajib menghasilkan sebuah novel dan mengikuti Sayembara DKJ 2008. Pada akhirnya hanya dua dari empat belas yang memenuhi itu dan saya salah satunya. Penerbitan Orange dan kesinambungan kegiatan kepenulisan merupakan alasan kedua.

Bercerita tentang apakah Metropolis? Singkat saja: narkotika, mafia, konspirasi, dan dendam. Keempat hal tersebut melibatkan empat orang dengan masa lalu yang kelam; Bram, polisi muda yang cerdas, anak seorang pecandu yang mati dibunuh pengedar; Miaa, perempuan misterius asal Yogya yang tidak pernah memiliki ayah; Johan, laki-laki yang lahir dan besar di kalangan mafia dan memiliki banyak piutang nyawa; serta Indira, perempuan berhati bersih, orang yang salah di tempat yang salah.

Keempat orang itu tidak putih, bukan pula hitam sepenuhnya. Mereka abu-abu, manusia biasa yang memiliki ambisi, memendam niat buruk, melakukan kesalahan, menyimpan rahasia, serta merasakan benci dan cinta. Dalam Metropolis, saya bisa menjamin, tidak ada pahlawan versus penjahat. Tidak ada baik melawan buruk. Tidak ada keabsolutan. Semua retak. Semua berada di wilayah antara. Semua layak dikecam sekaligus diberi simpati.

Berikut saya tampilkan daftar bab dalam Metropolis.

Kematian Leo Saada
Bram
12
Empat Orang yang Tersisa
Petunjuk
Miaa
Sebuah Nama
Perempuan yang Mengetahui Sesuatu
Johan
Juli 1991
Seorang Saada
Melarikan Diri
Sekutu
Celah
Indira
Satu Langkah Lebih Dekat
Menyapa Lawan
Laki-laki Tanpa Nama
Orang yang Menarik Pelatuk (I)
Orang yang Menarik Pelatuk (II)
Herring Merah
frank_sinatra13
Kartu-kartu di Bawah Meja
0-0
Sebagian Petunjuk Datang Terlambat
Sebagian Lainnya Tidak Muncul Sama Sekali

Perlu saya beritahukan juga bahwa Metropolis adalah karya yang jauh berbeda dengan novel saya sebelumnya, Orange. Walau mengandung sedikit roman, tentu saja novel ini pada dasarnya adalah sebuah drama kriminologi. Tidak ada taburan bunga merah muda di dalamnya. Yang akan pembaca temukan adalah logam dan karat.

Akhir kata, saya ucapkan selamat membaca!

5 komentar:

    On 22.10.09 Irwan Bajang mengatakan...

    SEpertinya buku ini menarik..akan saya cari di toko buku deh..
    triller gak sih??
    saya paling suka genre triller ala Dan Brown, Paul Sushman, dan John Grisham..juga Robbert Harris

     
    On 12.11.09 Windry R. mengatakan...

    idola saya chris carter, james ellroy, dan naoki urasawa. barangkali thriller yang hadir akan seperti suasana karya-karya mereka.

    selamat berburu! dan selamat membaca, tentu saja. :)

     
    On 10.4.10 H. Lind mengatakan...

    Saya baru selesai membaca novel Metropolis Anda.
    Menurut saya novel itu luar biasa.
    Penuh triller tetapi juga sangat cerdas.
    Dan saya sangat menyukai karakter Bram dan Blur.
    Terima kasih telah memberi saya bacaan yang benar-benar menarik dan menegangkan.
    Apakah Anda berniat melanjutkan menulis novel kriminal? Saya akan setia menantinya.

     
    On 27.8.10 Windry R. mengatakan...

    @ H. Lind: terima kasih sudah membaca Metropolis. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada menerima kabar bahwa tulisan Saya disukai.

    Pada dasarnya saya senang mengeksplorasi jenis tulisan, kriminologi salah satunya. Saat ini saya tengah menulis novel dengan genre lain, tetapi sudah ada beberapa rencana seputar novel kriminologi. Semoga semua rencana terlaksana, dan saya bisa menampilkan Bram beberapa kali lagi.

     
    On 28.10.12 Anonim mengatakan...

    saya sudah lama baca novel ini tapi baru kali ini nemu di dunia maya, novel inikeren bgt . terlihat sekali bahwa penulsinya melakukan riset yang mendalam. temanya, gaya bahasannya, alurnya, semuanya bagus. saya merasa seperti bermobil di jalan yang mulus, hampir tak ada hambatan, btw, akan ada terusannya tidak ya? penasaran dengan endingnya, kayaknay gantung gt

     

Blogger Templates by Blog Forum