Metropolis On Air!

Radio RAKA FM (Bandung, 98.8 MHz)
Jum'at, 1 Mei 2009
pkl 17.00

Radio VHR (online, vhrmedia.com)
Senin, 4 Mei 2009
pkl. 13.00 - 14.00
bersama Lita dan Jimmy

PRO 2 FM (Jakarta, 105 MHz)
Minggu, 10 Mei 2009
pkl 16.45

SKY Radio (Bandung, 90.5 MHz)
Selasa, 12 Mei 2009
pkl 19.00 - 21.00

DFM Radio (Jakarta, 103.4 MHz)
Minggu, 24 Mei 2009
pkl 15.00 - 16.00
bersama Ari Wijaya

Lomba Ulas Buku Metropolis

Suka mengkritik buku yang kamu baca? Ayo tuangkan penilaianmu terhadap novel terbaru Windry Ramadhina, Metropolis, dalam bentuk resensi! Bekerja sama dengan Grasindo, Perkosakata 2009 mengadakan lomba ulas buku. Kesempatan ini terbuka luas dan dapat diikuti oleh siapa saja.

Read More...

Ucapan Terima Kasih


Terima kasih kepada Andya Primanda dan Andita Primanti, pasangan kakak-adik favorit saya.

Kepada keluarga tercinta saya –Mama yang memperkenalkan Hercule Poirot dan STOP; Papa yang tidak pernah bosan menanyakan perkembangan buku ini; si Gendut, suami saya yang rela bermadu Johan dan Bram; Sasha, kucing saya.

Read More...

"Demi ayahku yang sudah mati...."


Metropolis bukan karya yang bisa ditulis begitu saja ketika seorang penulis pemula seperti saya menemukan ide cerita tentang perang antargeng pengedar narkotika. Dibutuhkan sedikit kerja keras untuk mewujudkan ide tersebut menjadi sebuah novel yang baik. Diperlukan usaha lebih untuk mengumpulkan materi-materi seputar bisnis gelap, organisasi kejahatan, kepolisian, forensik, dan banyak lagi lainnya, termasuk Chronic Myelogenous Leukimia. Dan dipentingkan ketelitian saat menyusun plot yang mengandung konflik berlapis serta menampilkan banyak karakter yang terhubung satu sama lain dalam jejaring yang rumit. Jadi, untuk diketahui oleh kalangan terbatas saja, saya senang menghasilkan novel ini.

Read More...

Sinopsis


Gilli tertawa. “Keras kepala boleh, Kawan. Semua Saada memang begitu. Aku maklum. Tapi, jangan lalu kau jadi bodoh! Sudah delapan pemimpin mati. Kau kira ini perseteruan biasa?”

Perkataan Gilli membuat Ferry berpikir ulang. Sejak lama ia memang merasa janggal dengan kematian beruntun para pemimpin Sindikat 12, tetapi ia seakan dibutakan oleh kebenciannya terhadap Geng Gilli sehingga mengabaikan kecurigaannya itu.

“Hubungi Blur. Minta dia kumpulkan Sindikat 12,” kata Gilli lagi.

(Karakter) Bram

Agusta Bram

Tidak seorang pun tahu. Tidak Moris, tidak juga Erik. Ia menyimpan rapat-rapat bagian gelap dalam hidupnya hanya untuk dirinya sendiri. Ia anak seorang pecandu yang mati dibunuh pengedar karena tidak sanggup membayar utang. Dirinya bernama Agusta Bram, Inspektur Polisi Satu Sat Reserse Narkotika.

(Karakter) Miaa

Miaa

Ibunya adalah orangtua tunggal, wanita yang tidak bersuami. Di lingkungan tempat mereka tinggal, sebuah kampung kecil di daerah Kaliurang di Yogyakarta, ia dan ibunya dituding sebagai lacur. Perempuan-perempuan di kampung itu memalingkan muka saat berpapasan dengan mereka di jalan. Lelaki-lelaki di angkringan memandang mereka seperti kucing kurus mengintai ikan asin. Dan anak-anak seusianya menolak bergaul dengannya.

(Karakter) Johan

Johan Al

Pekerjaan kotor bukanlah kegemarannya. Ia lebih suka berada di balik layar, duduk santai di depan macbook, main saham atau currency, sementara orang lain yang membereskan urusannya. Dengan begitu tangannya akan selalu bersih. Dan untuk bisa memegang kendali seperti yang ia dambakan, yang perlu ia lakukan hanyalah menggunakan isi kepalanya dengan baik.

(Karakter) Indira

Indira

Di halaman depan rumahnya, ia menanam mawar-mawar lokal yang tumbuh berlomba-lomba mencapai matahari. Ia juga meletakkan satu set bangku dan meja besi yang kerap menjadi temannya bersantai di teras. Pada sore atau pagi hari ia akan duduk-duduk di sana, membaca koran, minum teh dan makan camilan, atau sekadar menikmati kebun bunganya sambil memangku kucing.

(Karakter) Ferry

Ferry Saada

Di dunia mafia Eropa, orang seperti Ferry biasa dijuluki Ginnetti, laki-laki flamboyan dengan koneksi tersebar luas. Ferry menjalani gaya hidup tinggi, mengenakan pakaian mahal dan mengendarai mobil mewah; beredar dari satu klub malam ke klub malam lainnya; dikelilingi perempuan-perempuan cantik; dan mengenal banyak orang.

(Karakter) Erik

Sebisa mungkin ia melakukan setiap tahapan pemeriksaan sesuai dengan apa yang tertera dalam buku panduan. Penerapan metode yang tidak tepat bisa menyebabkan kegagalan dalam penyelidikan, begitu yang selama ini ia pahami walau pemikiran itu seringkali mengalami kontradiksi setiap ia melihat cara Bram bekerja.

(Karakter) Aretha

Aretha

Aretha kerap dijuluki wanita penyihir, mungkin karena penampilan fisiknya masih bisa membuat laki-laki mana pun menjilat bibir kendati ia sudah berumur. Perempuan-perempuan berhati kerdil yang berkerumun di belakangnya menuding dirinya membeli waktu dengan kekayaan agar kecantikannya menjadi abadi. Ia tidak suka mengecewakan mereka tapi ia tidak sedot lemak, pakai botox, atau suntik silikon.

(Karakter) Moris

Moris Greand bertubuh besar dan berdagu kotak. Kursi yang laki-laki itu duduki terlihat kecil. Laki-laki itu mencondongkan tubuhnya ke depan sambil mengusap-usap dagu. Sikunya bertumpu ke meja di hadapannya. Tulang matanya dalam seperti mata elang dan dia menatap ke arah Bram penuh selidik.

(Karakter) Blur

Nama sebenarnya tidak diketahui. Data mengenai penguasa wilayah 6 ini paling sulit dicari karena Blur jarang memperlihatkan diri. Selama belasan tahun anggota-anggota Sindikat 12 yang lain tidak memiliki banyak kesempatan untuk bertemu dengannya. Sebagian dari mereka, bahkan, tidak pernah berhubungan sama sekali. Bisnis Blur tidak sebagus bisnis Leo Saada tapi kabarnya sosok yang satu ini paling ditakuti.

Blogger Templates by Blog Forum